Menes, Pandeglang
Menes adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi
Banten, Indonesia
Ekonomi
Masyarakat
menes merupakan masyarakat yang heterogen, berbagai kultur telah bercampur baur
menjadi satu. Menjadikan keunikan tersendiri. Sebagian besar Penduduk Menes
memiliki mata pencaharian sebagai Petani, pegawai negeri sipil struktural dan
fungsional yang mencapai ribuan, Pedagang, Peternak dan wiraswasta. Menurut
data statistik pandeglang di Pandeglang terdapat ratusan LSM, sebagian besarnya
berasal dari Menes. Bahkan DPC Parpol pun terbanyak di Menes.
Produk unggulan
- Emping melinjo yang dibuat dari buah tangkil (Gnetum gnemon). Di kecamatan ini terdapat APE (Asosiasi Pengrajin Emping). Menes ditetapkan sebagai kawasan Agropolitan oleh pemerintah daerah dengan penghasilan utama emping melinjo. Di sini, diproduksi beragam emping dengan rupa-rupa rasa secara tradisional oleh penduduk setempat.
- Kue Balok Menes, terbuat dari singkong yang memiliki rasa yang sangat khas, singkong banyak ditanam di Menes
- Singkong, ubi-umbian, ketela, lahan pertanian dengan produksi lebih dari 2.283 Ton per tahun yang ditanam di atas lahan 233 Hektare.
- Peternakan domba dengan produksi rata-rata 5.743 ekor per tahun.
Pasar Menes
Pasar ini
sudah ada sejak zaman sebelum kesultanan islam, yang dilanjutkan oleh masa
kolonial yang dibuat dari beton dan biasa dikenal pasar beton atau blok menes.
Kemudian pasar ini menjadi pasar kebanggaan masyarakat dari kewedanaan Menes
hingga kini. Luas pasar menes mencapai 1 hektare setengah. Terletak di sebelah
barat Alun-alun Menes. ditempat ini dijual berbagai aneka ragam kebutuhan
masyarakat. Hari Pasar Menes jatuh pada hari Selasa dan Sabtu, setiap hari ini
akan terjadi kepadatan dari bada shubuh hingga sore hari.
Panjagalan
Panjagalan
adalah sebutan untuk sebuah bangunan tempat pemotongan hewan ternak bersekala
besar, ditempat ini dipotong kerbau, kambing dan sapi. Hanya orang-orang yang
memiliki keahlian memotong yang diberikan izin untuk menjadi pemotong
dikawasaan ini. Karena selain baligh, islam juga mesti memiliki kecepatan dalam
menguliti daging potong. Keahlian ini menjadi keunikan tersendiri, selain
menjadikan dagingnya lunak alias tidak liat juga tidak berbau.
Pasar Kambing
Pasar
kambing berada di kp. kadu logak, selain kambing dijual juga Ayam kampung,
Kerbau, Sapi dan hewan ternak lainnya. Ribuan kambing dijual ditempat ini
setiap hari pasar.
Sejarah
Menes
berasal dari kata KAMONESAN, kata dasar mones, yang memiliki makna,
kepandaian, kecerdikan, keanehan, kemulyaan dan kemasuran.
Menes
mempunyai banyak sejarah, hal ini dapat dilihat dari banyak
peninggalan-peninggalan yang terdapat di Menes dari Zaman Megalitikum, Zaman
Purba, Zaman Hindu- Budha, Zaman Kesultanan Islam hingga Zaman Penjajahan.
Zaman Megalitikum, Purba, Hindu-Budha
Di Menes
terdapat situs peninggalan zaman Megalitikum yang disebut situs saghiank
dengdek di lereng gunung pulosari, yang diprediksi berumur 4500 SM (sebelum
masehi), Prasasti Batu Go'ong Citaman peninggalan kerajaan Hindu-Budha, yang
sampai sekarang belum ada yang dapat memperkirakan usia batu tersebut. Prasasti
Batu Tulis Muruy, masyarakat mempercayai bahwa batu tersebut bertuliskan arab
pada zaman keislaman, situs Alaswangi dan situs talaga yang berada di tegal
baros merupakan benda sejarah megalitikum. Susunan batu datar berbentuk
memanjang dengan sebuah singgasana batu. Sandaran singgasana batu berbentuk
segilima, saat ini dalam keadaan miring. Penduduk setempat menyebut altar itu
leluhur Menes.
Zaman Kesultanan
Sedangkan
pada zaman kesultanan banyak terdapat masjid-masjid yang dibuat pada zaman itu
sekitar abad 14 Masehi, yang usianya ratusan tahun. Selain itu di Menes banyak
pondok pesantren salafiah yang masih mengakar, hingga tahun 1990-an hampir di
tiap kampung diberbagai desa terdapat pondok pesantren salafiah yang usianya
telah turun temurun, namun kini pesantren itu telah banyak ditinggalkan, dan
ada pula yang beralih fungsi. Selain itu terdapat pula batu nisan yang usianya
ratusan tahun. Diantaranya makam:
- Syech Holil
- Syech Kibuyut Tanding di Kadu Semar Desa Sukamanah
- Syech Abdul Ghani Bima Menes
- Tumenggung Muhammad Menes
- Nyi Parung Kujang di Cisaat Desa Alaswangi
- Ki Kabayan di Citangkil Desa Cigandeng
Zaman Kolonial
Bentuk
peninggalan zaman Belanda adalah berupa Kewadanan yang berdiri di pusat
kecamatan yang sekarang dijadikan sebagai kantor kecamatan. Dibangun pada Abad
ke 18, tahun 1848an setelah gunung Krakatau Meletus.
- Gedung Panjang sebagai markas para prajurit kolonial,
- Gedung Pendopo Kecamatan Menes yang dibangun tahun 1848
- Alun-alun Menes berada dititik pusat kota,
- Eks Gedung Sipir Belanda
- Eks Rumah Dinas Komisaris Kepolisian Kolonial,
- Stasiun kereta api di Kampung Benteng, dan rel yang panjang. Rumah-rumah peninggalan zaman belanda yang masih ada disekitarnya,
- Sebuah Tower Ringgo yang terletak di depan kantor telkom dan polsek menes, dan masih banyak peninggalan lainnya.
- Dulu pada tahun 90-an masih ada sebuah meriam didepan kwadanaan Menes yang menghadap ke Alun-alun
Berdasarkan
Staatsblad 1874 No. 73 Ordonansi tanggal 1 Maret 1874, mulai berlaku 1 April
1874 menyebutkan pembagian daerah, diantaranya Kabupaten Pandeglang dibagi 9
Distrik atau Kewedanaan sebagai berikut :
- Kewedanaan Pandeglang;
- Kewedanaan Baros;
- Kewedanaan Ciomas;
- Kewedanaan Kolelet;
- Kewedanaan Cimanuk;
- Kewedanaan Caringin;
- Kewedanaan Panimbang;
- Kewedanaan Cibaliung.
- Kewedanaan Menes;
- Kewedanaan
Menes membawahi beberapa Kecamatan, diantaranya Saketi, Jiput, Picung, Bojong,
Munjul, Pagelaraan
Desa-desa di Menes
Desa di
Kecamatan Menes terpecah menjadi beberapa desa, ketika pemekaran kecamatan
beberapa desa telah terambil oleh kecamatan lain, seperti kecamatan Pulosari
terdiri dari desa Banjarwangi, desa Koranji, desa Karyasari. Kecamatan Cikedal
terdiri dari desa Tegal, desa Karyautama, Kecamatan Cisata.
Desa Yang
ada di Menes terdiri dari 12 desa
- Desa Menes
- Desa Purwaraja
- Desa Alaswangi
- Desa Tegalwangi
- Desa Kananga
- Desa Cilabanbulan
- Desa Sindangkarya
- Desa Cigandeng
- Desa Sukamanah
- Desa Kadu Payung
- Desa Muruy
- Desa Ramaya
Kesenian dan Kebudayaan
Seni dan Kebudayaan turun-temurun
- Pencak Silat
- Kuda Lumping
- Terbang
- Pantun Beton
- Debus
- Rampak Bedug
- Wayang Golek
- Arak-arakan Tahun Baru Hijriah
Permainan tradisonal
Permainan
anak-anak Menes pada waktu kecil, banyak sekali macam ragamnya, diantaranya
adalah:
- Bebeledogan
- Gatrik
- Pepeletokan
- Kukudaan
- Ucing Bacak
- Aaroan (Aro-aroan)
- Gobag
- Maen Yeye
- Beklas (bekel)
- Susumputan
- Adu Bentar
- Babadean Manggu
- Maen Gundu
- Maen Karet
- Lalayangan/Peteng
- Jajangkungan
- Ngaloco Haseum
Batas wilayah
Kecamatan
Cisata
|
Pendidikan
Rata-rata
penduduk Menes berpendidikan sampai SMA dan perguruan tinggi, bahkan banyak
lulusan S2 dan S3. Sekalipun demikian tidak semua masyarakat dapat mengenyam
pendidikan sampai SMA, dikarenakan berbagai kultur terutama para pendatang. Di
Menes sendiri terdapat berbagai lembaga pendidikan yang didirikan dari Zaman
penjajahan, salah satunya sekolah dasar tertua di Menes adalah SDN Menes 1 yang
didirikan pada tahun 1926 M, SDN Purwaraja 3, yang dahulunya dikenal dengan
sebutan SR.
Lembaga
Pendidikan Formal yang ada dimulai dari kelompok bermain {Kober}, taman
kanak-kanak, sekolah dasar, sampai perguruan tinggi, dan Non Formal seperti
pondok pesantren salafiah sampai moderen, PKBM Berkah. Di antaranya:
Pendidikan Formal
- Taman bermain dan Kanak-kanak = 45 lembaga
- Sekolah Dasar Negeri = 27 SD, dua sekolah bersetatus SSN
- Madrasah Ibtidaiyah = 5 MI
- Sekolah Menengah Pertama/MTs = 12
- Sekolah Menengah Atas/Aliyah/SMK = 13 satu sekolah berstatus LSBI
Perguruan Tinggi
- MA, Mathla'ul Anwar Pusat Menes yang terletak di perempatan Cimanying, Desa Menes
- MALNU, Mathlaul Anwar Li Nahdlatil Ulama Pusat Menes yang terletak di Alun-alun timur, Desa Purwaraja
- Nurul Amal Pusat Menes yang terletak di samping Masjid Kadu Bangkong, Desa Purwaraja
- YAHIDA, Anwarul Hidayah Pusat Menes yang terletak di Kampung Ciputri, Desa Alaswangi
- AHLUS, Ahlussunah Waljama'ah Pusat Menes yang terletak di Cimanying, Desa Menes
- Muhammadiyah = di Kampung Kadu Logak, Desa Purwaraja
- Staibanna di Kampung Cimedang dan denggung, Desa Menes
Pendidikan Non Formal
- PKBM Berkah, Penyelenggara kursus-kursus, Paket A, B dan C
- SC Inggris
- Logos, dll
- Pondok Pesantren Hidayatul Mubin di Cimedang
- Pondok Pesantren Cibadak
- Pondok Pesantren Al-Mu'awanah, di Jl. Alun-alun Timur Menes
- Pondok Pesantren Tahfizhul Quran, di Kebon Jeruk, Menes
- Pondok Pesantren Fathul Ma'ani, di Kananga
- Pondok Pesantren Karang Mulya
- Pondok Pesantren Tahfizhul Quran, di Kadu Tanggay
- Pondok Pesantren Al-Islah, di Kananga
dan masih
banyak yang lainnya
Situ / waduk
Menes yang
berada dikaki gunung pulaosari menjadi tempat penadah atau penyangga air
pegunungan, beberapa situ yang ada di Menes
- Situ Menes
- Situ Cikempong
- Situ Kadu Payung
- Situ Alaswangi
- Situ Cisaat
Situ-situ
ini berfungsi untuk mengaliri daerah pertanian dan perkebunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar